Jumat, 15 April 2016

PERENCANAAN KEUANGAN - Perkara Sepele yang Bikin Dompet Bolong


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah MahMengetahui yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr : 18) 



Anda pasti pernah, usai berbelanja menghabiskan uang, malah menyesal setengah mati. Terutama jika Anda mulai berpikir kembali tentang mengapa Anda melakukan hal itu? Padahal walaupun resolusi berhemat sudah ada dalam catatan.
 
Ternyata, yang membuat Anda gampang untuk membuka dompet, mengeluarkan uang atau kartu kredit, kemudian mendekat ke meja kasir untuk membayar dan membawa pulang kantong belanja, terjadi karena berbagai perkara sepele.
 
Simak berbagai penyebab sepele dalam berbelanja, yang bisa bikin Anda bangkrut:
 
“Promonya boleh juga...”
Pernahkah Anda mengalami, ketika hendak membeli sesuatu lalu ditawari SPG atau tenaga penjual hadiah khusus jika mengubah paket yang Anda beli? Contohnya, seperti saat membeli paket makanan di sebuah restoran cepat saji, kemudian ditawari bonus CD musik? Tidak sedikit dari Anda yang akan mengangguk tanda setuju ketika hal itu terjadi. Walaupun setelah dihitung kembali paket tersebut sedikit lebih mahal harganya. Sudah pasti paket yang ditawarkan lebih menarik, karena itu produsen akan membuat harga sedikit naik. Nah, mulai sekarang, coba pikir lagi kalau mendapat tawaran sejenis. Terutama jika hal itu menguras uang lebih banyak. Seringkali yang konsumen pikir untung, kenyataannya justru sebaliknya.
 
“Bisa beli pakai kartu kredit...”
Semua orang paham bahwa salah satu fungsi kartu kredit adalah untuk memudahkan pembayaran. Artinya, Anda tidak perlu lagi membawa banyak uang tunai, yang rentan kejahatan. Dan berapapun harga suatu produk, bila limit kartu kredit mencukupi, maka barang tersebut bisa Anda beli. Namun hal ini bisa menjadi masalah. Terutama bila limit kartu kredit Anda mencukupi untuk membeli barang idaman, padahal Anda tidak punya kemampuan untuk membeli. Alias uang yang Anda miliki sebetulnya tidak mencukupi membeli barang idaman tersebut. Ingatlah, bahwa usai melakukan pembelian dengan kartu kredit, datang kewajiban untuk membayarnya. Semakin lama Anda melunasi, semakin tinggi harga barang yang ditambah dengan suku bunga kartu kredit yang tinggi dan menggunakan sistem bunga berbunga.
 
“Sulit berkata tidak...”
Banyak alasan saat seseorang tertarik membeli sebuah barang yang ditawarkan oleh tenaga penjual. Entah karena barang yang ditawarkan memang benar-benar menarik, atau hanya karena tenaga penjualnya cantik atau ganteng. Coba bayangkan bila Anda membeli barang karena sebab kedua. Bisa karena Anda sulit berkata tidak, atau memang Anda adalah seseorang yang gampang tergoda. Perkuat benteng diri Anda, dan belajar berani berkata tidak. Tinggalkan sifat ewuh pakewuh alias tidak enakan.
 
“Coba, ah...” 
Wow, restoran baru tuh?” “Katanya, salon di ujung sana bagus, ya?” “Tempat pijat baru itu tampak menarik.” Lalu Anda mencoba restoran, salon atau tempat pijat tersebut. Tidak salah, sih, coba-coba sesuatu yang baru. Karena kegiatan tersebut bisa menciptakan pengalaman baru. Tetapi, kalau coba-coba yang dilakukan menjadi hobi, tentu saja akan menguras uang yang Anda miliki.
 
Ngapain, sih, menawar?”
Bukan masalah malu dan membuat Anda seperti tidak punya uang. Namun jika dalam sebuah belanja Anda masih bisa melakukan kegiatan tawar menawar, kenapa harus canggung melakukannya. Percayalah, saat melakukan dan akhirnya barang yang dibeli memiliki harga sesuai dengan yang diinginkan, ada kepuasan tersendiri pada diri Anda. Layaknya seorang pasukan Sparta yang mendapatkan kemenangan di medan perang.
 
“Cuma cemilan plus secangkir kopi...”
Mana yang lebih sering Anda lakukan,  jajan gorengan, membeli cemilan untuk dimakan sambil bekerja, atau beli secangkir kopi di kafe dibanding membuatnya sendiri? Kebutuhan itu terlihat kecil dan sepele. Tetapi, bayangkan jika dilakukan secara berulang, maka tidak sedikit uang yang kita keluarkan untuk memenuhinya.
 
“Selalu daftar...”
Zaman sekarang apa-apa serba membership. Mulai dari minimarket, isi bahan bakar, dan hal lainnya. Kita memang akan mendapatkan keuntungan dengan keanggotaan tersebut. Sayangnya, beberapa diantaranya mengenakan biaya untuk keanggotaannya. Jadi, jika memang tidak perlu dan jarang digunakan, kenapa Anda harus selalu daftar? 
(Sumber:CekAja.com ; Editor: Antono Purnomo)
By : Arif Aulia Rahman 

0 komentar: